Bangun Fondasi Pendidikan Berkualitas, Pontren KAUMAN Gelar Parenting Education



Padangpanjang(Khittahnews)-- Dalam rangka membangun fondasi pendidikan berkualitas, Pondok Pesantren (Pontren) KAUMAN Muhammadiyah Padangpanjang menggelar kegiatan parenting education bagi santri dan wali santri baru Tahun Pelajaran 2023/2024.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Buya AR Sutan Mansur ini merupakan salah satu program Pondok Pesantren untuk menjalin komunikasi dengan wali santri agar dapat menyamakan persepsi dalam hal pengasuhan selama mondok di Pontren KAUMAN.

"Pada dasarnya fondasi awal pendidikan terletak pada kerjasama yang terbangun dari tiga aspek yang tidak terpisahkan. Keluarga, Masyarakat dan Sekolah. Untuk itu kami ingin mengundang wali santri dalam kegiatan ini," ujar Mudir Pontren Kauman, Dr. Derliana saat memberikan kata sambutan. Minggu (02/07).
Derliana juga menjelaskan bahwa kegiatan parenting education adalah metode yang tepat bagi  orang tua dalam pembentukan karakter anak. Parenting di sini bukan hanya sekedar mengasuh anak, namun orang tua harus mendidik, membimbing dan melindungi serta mendukung setiap program Pontren dalam meramu perkembangan anak selama proses pendidikannya.

Ia juga menjelaskan bahwa parenting education sendiri memiliki pengertian yaitu program pendidikan pengasuhan yang dilakukan oleh lembaga yaitu Pontren KAUMAN sebagai tempat dan wadah untuk meningkatkan kualitas kepengasuhan dan tercapainya visi-misi Pontren. Manfaat yang diperoleh dari parenting education adalah menambah wawasan dan pengetahuan orang tua dalam hal pengasuhan anak  sesuai dengan usia, karakter dan perkembangannya.

Mengangkat tema Membangun Generasi Lebih Cerdas dan Berakhlak, kegiatan ini mendatangkan motivator sekaligus wakil mudir bidang SDM, Surya Bunawan, MA. Dalam paparannya Surya Bunawan mengatakan bahwa Patrap Triloka yang diusung oleh KH Dewantara sangat erat sekali hubungan dengan fungsi serta peran orang tua.

"Sebagai orang tua dan guru kita mesti mampu memahami hakikat pendidkkan untuk anak kita. Kontrol sosial dari orang tua mesti berjalan dengan baik, agar cita-cita kita dalam lahirkan generasi lebih cerdas dan berakhlak dapat kita tunaikan," ujarnya.


Surya Bunawan juga menjelaskan, baik sebagai guru maupun sebagai orang tua sudah sepatutnya menerapkan konsep-konsep pengambilan keputusan yang tepat dan berpihak pada bakat dan minat santri. Dengan begitu akan lahirlah 4 paradigma dan 3 prinsip.

"Empat paradigma dalam pengambilan keputusan, yaitu individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan ( Justice vs Mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (Truth vs Loyality), Jangkah pendek lawan jangka Panjang (Short Term vs Long Term)," jelasnya.

Ditambahkannya bahwa untuk persoalan tiga prinsip dilema etika yaitu orang tua dan sekolah mesti berkolaborasi dalam hal berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).

"Jika orang tua dan pihak Pontren dapat menjalankan ini semua, kita yakin dan percaya apa yang menjadi cita-cita bersama akan dapat kita wujudkan dengan catatan kepercayaan dan kontrol dari orang tua sesuai dengan apa yang kita harapkan," ungkapnya.

Kegiatan yang dihadiri oleh 295 wali santri baru ini berlangsung selama dua jam. Antusiasme peserta terbilang tinggi, dikarenakan ini adalah momentum bagi mereka para orang tua untuk mendapatkan pengetahuan lebih terkait dengan pola asuh anak selama di Pontren KAUMAN. Maksud diadakannya acara parenting yakni untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam melakukan pengawasan dan pendidikan terhadap anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan diadakannya acara ini pula, harapan dari pihak Pontren kolaborasi antara Pontren dan orang tua dapat berjalan baik.


Denni Meilizon(40) salah satu orang tua yang mengikuti kegiatan mengaku senang dengan parenting ini, menurutnya ia jadi tahu tenyata peran orang tua ini sangat diperlukan dalam membangun moral anak.

Dengan kegiatan ini ia jadi tahu anak tidak harus dipaksa untuk belajar dengan keras tapi hanya perlu dipahami dan dimotivasi agar tumbuh kecerian dalam dirinya dan anak pun mau belajar dengan hati gembiranya.

"Kegiatannya sangat membangun sekali untuk kami para orang tua. Dengan ini kita dapat memahami program-program pondok pesantren yang kelak dijalankan oleh anak-anak kita," ungkapnya.

Denni yang juga merupakan pegiat literasi asal kabupaten Pasaman Barat ini juga berharap anaknya dapat mendapatkan pendidikan yang berkarakter. Sehingga kelak ketika tamat dari sini dapat melanjutkan ke perguruan tinggi favorit.

Ditempat yang sama, Haji Buyuang (64) yang juga ikut pada kegiatan tersebut menyampaikan terimakasihnya kepada pihak Pondok Pesantren. Bagi pengusaha asal Merangin ini, kegiatan parenting tidak sekedar ajang pertemuan pontren dengan wali santri, tapi lebih dari itu mengkolaborasikan program pontren dengan keluarga merupakan bentuk apresiasi pontren kepada wali santri.

Lebih lanjut ia berharap kegiatan parenting ini selalu dilakukan agar orang tua santri lebih paham cara menyikapi anak dengan baik dan menyenangkan. (JE)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak